MOBIL LISTRIK

Aletra L8 EV Siap Menjadi Pilihan Mobil Listrik Lokal

Aletra L8 EV Siap Menjadi Pilihan Mobil Listrik Lokal
Aletra L8 EV Siap Menjadi Pilihan Mobil Listrik Lokal

JAKARTA - Di tengah maraknya persaingan kendaraan listrik di Indonesia selama dua tahun terakhir, merek lokal Aletra tampil percaya diri dengan model L8 EV.

Alih-alih sekadar mengikuti tren, Aletra justru memilih strategi agar produk mereka bisa diterima luas lewat pendekatan karakter berkendara yang familiar bagi pengguna mobil konvensional. Dengan begitu, mereka berharap mobil listrik tidak terasa asing dan dapat bersaing dengan merek lain.

Marsellinus Christo Antyo, Product Manager Aletra, menyatakan bahwa strategi utamanya adalah merancang karakter mobil agar mudah dikenali oleh masyarakat luas. 

“Misalnya karakter gas mobil, itu kita sesuaikan supaya pengemudi yang ingin beralih ke mobil listrik bisa tetap nyaman. Teknologi EV-nya tetap ada, tapi rasa atau karakternya …” ujar Christo. 

Pendekatan ini menjadi jembatan antara teknologi baru dan kenyamanan berkendara yang sudah dikenal banyak orang.

Karakter Gas dan Perpindahan ke Mobil Listrik

Salah satu aspek penting dalam pengalaman berkendara adalah respon pedal gas. Di L8 EV, karakter pedal gas dirancang agar terasa halus dan responsnya menyerupai mobil bermesin pembakaran (ICE). 

Christo menyebutkan bahwa meski teknologi listrik tetap utuh, rasa berkendara dibuat mendekati mobil mesin bensin konvensional. Pernyataan ini disampaikan saat ia berada di Magelang, Jawa Tengah.

Contoh nyata strategi ini terlihat ketika pedal gas diinjak hingga sekitar 80 persen: mobil akan merespons seperti efek “kickdown” pada transmisi otomatis klasik. Dengan karakter tersebut, Aletra berharap pengemudi tidak merasakan kejanggalan ketika menghadapi torsi instan khas mobil listrik.

Namun, bukan berarti mobil kehilangan tenaga besar: pada mode Sport, torsi besar tetap bisa muncul saat diperlukan.

 “Ibaratnya, kalau di mobil bensin efek kickdown itu membuat mesin menurunkan gigi dan putaran naik dulu sebelum torsinya keluar. Kalau di L8 EV, sensasinya masih ada tetapi torsinya langsung hadir di titik itu,” ungkap Christo.

Mode Berkendara dan Kenyamanan Fitur

Bagi pengemudi yang menyukai torsi instan ala mobil listrik lainnya, mereka bisa beralih ke mode Sport. Dengan mode ini, respons torsi langsung terasa sesuai karakter kendaraan listrik pada umumnya.

Selain itu, Aletra tetap memilih mempertahankan sejumlah tombol fisik untuk kontrol fitur utama seperti AC, spion, audio, hingga transmisi. Keputusan ini muncul dari pemahaman mendalam terhadap kebiasaan pengguna mobil di Indonesia yang mengutamakan kemudahan dan kepraktisan. 

Christo menjelaskan, “Kita waktu itu ada opsi untuk menggunakan layar seperti yang lain-lainnya, karena brand China itu sudah ke arah sana semua. Tapi kita putuskan tetap pakai tombol.”

Pendekatan ini bukan soal nostalgia desain semata: ketika pengemudi terjun ke kabin mobil, mereka bisa langsung menekan tombol AC tanpa menunggu loading. Jika kontrol itu harus melalui layar terlebih dahulu, kondisi dalam mobil bisa terasa panas dahulu sebelum layar siap. 

“Orang Indonesia tuh masuk mobil, pencet AC langsung. Nah, bayangkan kalau screennya loading dulu, udah sauna duluan deh,” kata Christo.

Keunggulan Tombol Fisik dalam Keamanan dan Ergonomi

Christo menekankan keunggulan tombol fisik dalam aspek keselamatan dan ergonomi. Saat mengemudi, pengemudi bisa meraba posisi tombol tanpa harus mengalihkan pandangan dari jalan. 

“Ternyata kita masih butuh tombol, apalagi saat mengemudi. Kalau tombol kan bisa diraba tanpa harus lihat, sementara di layar kadang nggak tahu mana yang dipencet,” ujar dia.

Ia melanjutkan bahwa saat driving, jika semua kontrol berada di layar, potensi salah pencet bisa meningkat. 

“Kalau tombol fisik, pengemudi tahu posisi dan bentuknya,” ujarnya. Dengan demikian, tombol fisik tetap dianggap lebih aman dalam kondisi mengemudi daripada kontrol virtual penuh di layar sentuh.

Tantangan dan Peluang Bersaing di Pasar

Strategi Aletra dalam meramu karakter dan fitur ini menunjukkan bahwa merek lokal tak mau sekadar mengikuti tren, tetapi ingin memahami kebutuhan lokal dan menciptakan pengalaman berkendara yang familiar namun modern. 

Dengan pendekatan ini, Aletra berharap bisa menarik konsumen mobil konvensional yang ingin beralih ke EV tanpa harus merasakan jarak besar dari cara mengemudi yang selama ini mereka kenal.

Meski pasar mobil listrik kini semakin padat dengan merek global, Aletra memilih berfokus pada adaptasi rasa dan kenyamanan agar transisi ke kendaraan listrik lebih mulus bagi pengguna awam. 

Pendekatan ini bisa menjadi keunggulan kompetitif jika konsumen merasa nyaman dan tidak terbebani perubahan drastis dalam cara mengemudi.

Kendati demikian, keberhasilan strategi ini juga bergantung pada faktor lain seperti jaringan infrastruktur pengisian daya, harga, layanan purna jual, dan kepercayaan merek. 

Tetapi, dengan modal karakter berkendara yang terasa familiar dan fitur yang memprioritaskan kenyamanan serta keselamatan, Aletra punya peluang untuk mengukir posisi kuat di pasar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index