Ahmad Muzani

Ahmad Muzani Ketua MPR Terima Gelar Adat Kesultanan Riau

Ahmad Muzani Ketua MPR Terima Gelar Adat Kesultanan Riau
Ahmad Muzani Ketua MPR Terima Gelar Adat Kesultanan Riau

JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Ahmad Muzani, baru-baru ini menerima penghargaan istimewa berupa gelar kebesaran adat Melayu Dato Seri Diwangsa Wira Perdana dari Kesultanan Riau. 

Penganugerahan gelar ini berlangsung dalam sebuah upacara adat yang sarat makna budaya dan simbolis di tanah Riau, yang dikenal sebagai “bumi Gurindam yang bersejarah”.

Muzani menyampaikan rasa syukur dan haru atas kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat Melayu. Ia menegaskan bahwa gelar tersebut bukan sekadar simbol kehormatan, melainkan sebuah amanah yang mengandung tanggung jawab moral dan kultural yang harus dijunjung tinggi.

 “Hari ini saya berdiri di bumi Gurindam yang bersejarah, saya menerima gelar amanah yang luhur, berupa gelar adat Datuk Sri Diwangsa Wiraperdana,” kata Muzani

Dalam kesempatan itu, Muzani juga menyampaikan apresiasi mendalam atas kepercayaan masyarakat Melayu Kepulauan Riau. Ia menyebut gelar adat ini sebagai penghormatan yang sangat bernilai, sekaligus mengingatkannya akan tanggung jawab menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya Melayu.

 “Saya haturkan setinggi-tingginya terima kasih atas kepercayaan yang mendalam yang telah diberikan oleh masyarakat Melayu kepada kami hari ini,” ujarnya.

Melestarikan Nilai Luhur Peradaban Melayu

Ahmad Muzani menekankan bahwa gelar yang diterimanya juga menjadi pengingat akan pentingnya budaya Melayu sebagai salah satu fondasi peradaban di Indonesia. 

Ia menyebut Provinsi Kepulauan Riau sebagai “jantung peradaban Melayu”, yang menjadi tempat lahir karya besar Raja Ali Haji, yaitu Gurindam Dua Belas. Karya sastra klasik ini, menurut Muzani, tidak hanya bernilai historis, tetapi juga memiliki konstitusi moral yang relevan untuk membangun karakter bangsa saat ini.

“Provinsi Kepulauan Riau adalah jantung peradaban Melayu, tempat lahirnya karya abadi Raja Ali Haji, yaitu Gurindam XII. Karya ini bukan hanya warisan sastra, namun merupakan konstitusi moral bagi orang-orang Melayu yang nilai-nilainya sampai sekarang masih sangat relevan,” jelas Muzani.

Ia menambahkan bahwa salah satu pesan penting dari Gurindam Dua Belas, khususnya pasal kelima, sangat relevan dengan prinsip-prinsip kepemimpinan dan kehidupan sosial. 

Pasal ini mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang tidak diukur dari jabatan, harta, atau kekuasaan, melainkan dari budi pekerti dan tutur kata yang santun. “Dalam pasal kelima misalnya, Raja Ali Haji berpesan dengan sangat tegas, Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa,” kata Muzani.

Gelar Adat Sebagai Amanah dan Motivasi

Penerimaan gelar adat ini bagi Muzani bukan sekadar penghormatan simbolik, melainkan juga menjadi motivasi untuk lebih aktif memperjuangkan nilai-nilai luhur budaya Melayu dalam setiap aspek pembangunan bangsa. 

Ia menyampaikan tekad untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip budi pekerti dan bahasa santun dalam kehidupan publik dan kebijakan yang dijalankan.

“Gelar ini saya pandang sebagai amanah dan motivasi untuk terus memperjuangkan nilai-nilai luhur budaya dalam setiap langkah pembangunan bangsa,” tegas Muzani. 

Ia pun mengajak seluruh pihak untuk memberikan dukungan dan doa agar misi pelestarian budaya dan penguatan moral masyarakat Indonesia, khususnya di Kepulauan Riau, dapat tercapai.

Menjaga Warisan Budaya di Tengah Modernisasi

Ahmad Muzani juga menyoroti tantangan pelestarian budaya di era modern. Ia menekankan bahwa meski zaman terus berubah dan perkembangan teknologi semakin pesat, nilai-nilai luhur budaya Melayu tetap harus dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Gelar adat yang diterimanya menjadi simbol bahwa generasi penerus perlu memahami akar budaya mereka untuk tetap memiliki identitas dan integritas dalam menghadapi globalisasi.

“Nilai-nilai budaya Melayu tidak hanya penting untuk dikenang, tetapi harus dihidupkan dalam tindakan nyata sehari-hari. Gelar ini mengingatkan saya untuk menempatkan budaya sebagai pedoman moral,” ujarnya.

Komitmen Terhadap Peradaban Lokal

Dalam pidato singkatnya, Muzani menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan lembaga adat dalam menjaga dan mengembangkan peradaban lokal. 

Ia menilai bahwa penghargaan ini tidak hanya menjadi simbol kehormatan pribadi, tetapi juga menjadi dorongan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam melestarikan warisan budaya.

“Kami mohon doa dukungan untuk bisa memperjuangkan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh masyarakat Melayu Kepulauan Riau dalam gelar adat ini,” kata Muzani. 

Pernyataan ini menunjukkan bahwa gelar adat bukanlah tujuan akhir, tetapi awal dari komitmen nyata dalam memperkuat jati diri bangsa melalui pelestarian budaya.

Pesan Moral dan Kebangsaan

Penerimaan gelar adat ini juga menyampaikan pesan moral yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia. Ahmad Muzani menekankan bahwa budi pekerti dan tutur kata santun adalah fondasi utama dalam membangun karakter bangsa. 

Nilai-nilai ini menjadi relevan tidak hanya bagi masyarakat Melayu, tetapi juga bagi seluruh warga Indonesia dalam membangun kehidupan yang harmonis, adil, dan berbudaya.

Melalui gelar Dato Seri Diwangsa Wira Perdana, Muzani diharapkan mampu menjadi teladan dalam mengintegrasikan nilai-nilai tradisional ke dalam praktik pemerintahan dan kehidupan sosial modern. 

Ia menegaskan bahwa budaya lokal dan prinsip moral yang diwariskan nenek moyang harus tetap menjadi panduan dalam setiap kebijakan publik, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya.

Penganugerahan gelar adat kepada Ketua MPR Ahmad Muzani adalah momen penting yang menegaskan hubungan erat antara kepemimpinan, budaya, dan moral. 

Gelar Dato Seri Diwangsa Wira Perdana bukan sekadar penghormatan simbolis, tetapi amanah yang menuntut tanggung jawab dalam melestarikan nilai-nilai luhur Melayu.

Muzani menegaskan komitmennya untuk menjadikan gelar ini sebagai inspirasi dalam memperjuangkan budaya, moral, dan integritas dalam pembangunan bangsa, sekaligus menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index