Purbaya

Purbaya Dorong Generasi Muda Memahami Peran APBN Indonesia

Purbaya Dorong Generasi Muda Memahami Peran APBN Indonesia
Purbaya Dorong Generasi Muda Memahami Peran APBN Indonesia

JAKARTA - Di tengah antusiasme siswa SMAN 3 Jakarta, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengajar langsung melalui program Kemenkeu Mengajar.

 Tahun ini menandai satu dekade pelaksanaan program yang bertujuan menanamkan literasi keuangan negara kepada generasi muda. 

Kegiatan ini menghadirkan pengalaman belajar langsung tentang peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

Purbaya menekankan bahwa APBN adalah wujud gotong royong seluruh masyarakat untuk membangun negeri. Pemahaman ini penting agar generasi muda tidak sekadar mengkritik kebijakan pemerintah, tetapi mampu melihat konteks dan dampaknya secara menyeluruh.

“Saya mengajar tentang APBN agar para siswa memahami peran pemerintah dalam perekonomian, bukan sekadar mengkritik tanpa konteks. Saya senang karena mereka kreatif dan aktif berdiskusi. Ini menunjukkan potensi luar biasa generasi muda kita,” kata Purbaya.

Melalui pendekatan ini, siswa belajar bahwa APBN bukan hanya angka di laporan pemerintah, tetapi alat nyata untuk mendukung pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan kesejahteraan masyarakat.

Kemenkeu Mengajar: Satu Dekade Perjalanan Literasi Keuangan

Program Kemenkeu Mengajar telah berjalan selama 10 tahun, menunjukkan konsistensi pemerintah dalam memperluas literasi keuangan sejak sekolah. Tahun ini, lebih dari 7.000 pegawai Kemenkeu menjadi relawan sebagai pengajar dan dokumentator di 267 sekolah, termasuk Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN).

Kegiatan ini menjangkau lebih dari 69.000 siswa dari berbagai jenjang, mulai SD, SMP, SMA, SLB, hingga Sekolah Rakyat. Dengan begitu, pemahaman tentang pengelolaan keuangan negara, alokasi APBN, dan peran pemerintah dalam pembangunan bisa diterima secara bertahap sejak dini.

“Sepuluh tahun Kemenkeu Mengajar adalah perjalanan pengabdian yang luar biasa. Dari satu generasi ke generasi berikutnya, kita menyalakan semangat belajar dan membangun keyakinan bahwa masa depan Indonesia akan semakin kuat jika kita semua mengenal dan menjaga UangKita dengan penuh tanggung jawab,” ujar Rachmat Gobel, Kemitraan Strategis.

Kegiatan ini membuktikan bahwa literasi keuangan dapat dibangun tidak hanya melalui materi teori, tetapi juga pengalaman langsung yang menghubungkan siswa dengan pejabat tinggi dan praktik nyata pengelolaan negara.

Pendekatan Interaktif Agar Pemahaman Lebih Mendalam

Di SMAN 3 Jakarta, Purbaya tidak hanya memberikan ceramah, tetapi mengajak siswa berdiskusi dan menganalisis peran APBN di berbagai sektor. Misalnya, mereka belajar bagaimana belanja negara mendukung pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan layanan publik. 

Diskusi ini membuat siswa tidak sekadar menerima informasi, tetapi berpikir kritis dan mempertanyakan kebijakan ekonomi dengan konteks yang jelas.

Menurut Purbaya, pendekatan interaktif sangat penting agar literasi keuangan lebih mudah dipahami dan menyenangkan. Dengan melibatkan siswa aktif dalam diskusi, mereka dapat memahami dampak kebijakan fiskal terhadap kehidupan sehari-hari dan menilai keputusan pemerintah secara objektif.

Kegiatan ini juga menanamkan rasa tanggung jawab sosial. Siswa diajak memahami bahwa pengelolaan APBN bukan sekadar urusan pemerintah, tetapi merupakan kepedulian seluruh masyarakat terhadap pembangunan nasional.

Keterlibatan Pejabat Tinggi di Sekolah Lain

Selain Purbaya, kegiatan Kemenkeu Mengajar tahun ini juga melibatkan Wakil Menteri Keuangan I Suahasil Nazara yang mengajar di Sekolah Rakyat MA 33 Tangerang Selatan, dan Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono yang hadir di SMAN 6 Jakarta.

Kehadiran pejabat tinggi membuat siswa lebih termotivasi dan merasakan pengalaman belajar yang berbeda. Mereka dapat melihat langsung bagaimana pejabat pemerintah menjelaskan konsep ekonomi dan APBN secara sederhana dan aplikatif. 

Hal ini sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan mereka memahami masalah ekonomi.

Literasi Keuangan Sebagai Pondasi Masa Depan

Purbaya menekankan bahwa generasi muda yang memahami APBN dapat melihat kebijakan fiskal secara kritis namun konstruktif. Siswa yang paham pengelolaan keuangan negara akan lebih menghargai kontribusi pajak, memahami alokasi anggaran, serta menilai efektivitas belanja pemerintah dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.

“Generasi muda perlu memiliki kesadaran fiskal agar mampu melihat kebijakan ekonomi secara menyeluruh, tidak hanya dari sudut pandang kritik,” jelas Purbaya.

Selain itu, literasi keuangan juga membantu membentuk karakter yang bertanggung jawab, peduli terhadap sesama, dan siap berkontribusi untuk pembangunan bangsa.

Dampak Jangka Panjang Kemenkeu Mengajar

Sepuluh tahun pelaksanaan program ini menunjukkan bahwa pendidikan tentang APBN efektif jika dimulai sejak usia sekolah. Dengan menjangkau ratusan sekolah dan puluhan ribu siswa, program ini membekali generasi muda dengan pemahaman yang mendalam tentang pengelolaan keuangan publik.

Program ini tidak hanya menanamkan pengetahuan, tetapi juga membangun kesadaran sosial dan etika fiskal. Siswa yang ikut serta diharapkan menjadi generasi yang bertanggung jawab, kritis, dan peduli terhadap pembangunan nasional, yang mampu menjadi pengawas dan partisipan aktif dalam pengelolaan keuangan negara.

Kemenkeu Mengajar juga menjadi sarana bagi pemerintah untuk membentuk jembatan komunikasi dengan generasi muda, memperkenalkan konsep ekonomi dan APBN secara mudah dipahami, serta meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap negara.

Menatap Masa Depan dengan Kesadaran Fiskal

Program ini menegaskan bahwa pemahaman APBN adalah bagian dari pendidikan karakter. Siswa yang paham APBN dapat menghargai bagaimana pajak dan belanja negara digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Mereka juga akan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan dengan wawasan yang luas.

Pendekatan langsung, interaktif, dan keterlibatan pejabat tinggi membuat program ini menjadi pengalaman belajar unik yang membekali siswa dengan kemampuan berpikir kritis, sadar fiskal, dan peduli sosial.

Melalui pengalaman ini, generasi muda tidak hanya mengerti cara negara mengelola anggaran, tetapi juga memahami peran mereka sebagai warga negara dalam membangun bangsa yang lebih adil, transparan, dan berkelanjutan.

Dengan literasi yang kuat, kesadaran fiskal sejak dini, dan motivasi belajar yang tinggi, Kemenkeu Mengajar diharapkan akan terus mencetak generasi penerus yang mampu menjaga UangKita dan berkontribusi pada pembangunan Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index