JAKARTA - Indonesia menorehkan sejarah baru dalam diplomasi pendidikan dan budaya dengan hadirnya Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Universitas yang dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan Islam di dunia ini secara resmi membuka program studi yang pertama di Afrika dan Timur Tengah tersebut.
Pembukaan ini menjadi simbol penting bahwa Bahasa Indonesia kini tidak hanya digunakan sebagai bahasa nasional, tetapi juga semakin dikenal secara global.
Inisiatif ini merupakan langkah strategis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk memperluas pengaruh budaya Indonesia melalui pendidikan.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan, "Program studi Bahasa dan Sastra Indonesia ini menjadi yang pertama di Afrika dan Timur Tengah, yang menjadi capaian penting bagi kemajuan bahasa persatuan kita." Ia juga menekankan bahwa momentum ini sekaligus mengingatkan sejarah Mesir sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Mahasiswa Baru dan Antusiasme Masyarakat
Program studi ini telah menerima 350 mahasiswa baru, menandakan tingginya antusiasme masyarakat Mesir terhadap bahasa dan budaya Indonesia. Para mahasiswa tidak hanya mempelajari bahasa, tetapi juga memahami sastra, budaya, dan nilai-nilai kehidupan Indonesia.
Dalam peresmian program studi tersebut, sejumlah kegiatan budaya turut ditampilkan. Salah satunya adalah penampilan seni bela diri Tapak Suci dan pembacaan pantun oleh pelajar Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA).
Menurut Mendikdasmen Abdul Mu’ti, “Antusiasme masyarakat Mesir sangat tinggi terhadap bahasa dan budaya Indonesia,” yang menjadi bukti nyata penerimaan positif terhadap budaya Nusantara.
Proses Diplomasi yang Panjang dan Komprehensif
Keberhasilan pembukaan program studi ini tidak terjadi secara instan. Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Kairo, Abdul Muta’ali, menjelaskan bahwa prosesnya memakan waktu kurang lebih 1 tahun 5 bulan.
Tahapan panjang dimulai dari penyusunan naskah akademik, izin dari Grand Syeikh Al-Azhar, persetujuan Dekan Fakultas Bahasa dan Terjemah, hingga presentasi dan rapat di Majelis Tinggi Al-Azhar.
“Proses ini menunjukkan kerja keras diplomasi pendidikan Indonesia di Mesir,” kata Abdul Muta’ali. Ia menekankan bahwa upaya ini bukan hanya soal administrasi, tetapi juga membangun hubungan akademik yang kokoh antara Indonesia dan Al-Azhar.
Peran Pemerintah dan Tenaga Pengajar
Rektor Universitas Al-Azhar, Salamah Dawud, menegaskan bahwa keberhasilan program studi ini sangat bergantung pada dukungan pemerintah Indonesia, khususnya dalam penyediaan tenaga pengajar berkualitas. Ia menyatakan, “Bahasa Indonesia menjadi bahasa ke-15 yang diajarkan di Universitas Al-Azhar.”
Selain itu, Salamah menambahkan bahwa mahasiswa Indonesia dikenal memiliki akhlak mulia dan sopan santun, sehingga mendapatkan tempat istimewa di hati sivitas akademika Al-Azhar. Hal ini memperkuat citra Indonesia dan meningkatkan kepercayaan akademik dalam kerja sama internasional.
Madrasah BIPA dan Penanaman Budaya
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia juga mencakup pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA). Melalui BIPA, mahasiswa asing dapat mempelajari bahasa, sastra, dan budaya Indonesia secara menyeluruh.
Penampilan seni bela diri dan pantun yang ditampilkan oleh mahasiswa BIPA bukan sekadar hiburan, tetapi bagian dari proses edukasi budaya yang integral.
Pendekatan ini menekankan bahwa belajar bahasa Indonesia tidak bisa terpisah dari budaya dan nilai-nilai sosial bangsa. Mahasiswa diajarkan menghargai filosofi, adat, dan sejarah yang membentuk identitas Indonesia.
Dampak Strategis bagi Diplomasi Budaya
Keberadaan program studi ini memberikan dampak strategis bagi diplomasi budaya Indonesia. Dengan memperluas pengajaran bahasa di universitas internasional, Indonesia tidak hanya membangun kapasitas akademik, tetapi juga mempromosikan citra bangsa secara global.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menekankan bahwa inisiatif ini menunjukkan bagaimana pendidikan dan budaya dapat menjadi alat diplomasi yang efektif. Mahasiswa asing yang mempelajari bahasa Indonesia akan menjadi duta kecil budaya Nusantara di negara masing-masing, memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan negara lain.
Peningkatan Kualitas Pendidikan Global
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Al-Azhar juga membuka peluang untuk memperkuat kualitas pendidikan di dalam negeri.
Tenaga pengajar yang dikirim ke Mesir membawa pengalaman internasional yang bisa diterapkan dalam kurikulum di Indonesia. Hal ini mendukung pertumbuhan pendidikan bahasa yang lebih profesional dan berkualitas tinggi.
Selain itu, program ini dapat menjadi model bagi universitas di negara lain, baik di Afrika maupun Timur Tengah, untuk membuka program serupa. Dengan demikian, Bahasa Indonesia tidak hanya diajarkan sebagai bahasa kedua, tetapi juga menjadi bahasa yang diminati di tingkat internasional.
Sinergi Pendidikan dan Diplomasi
Pembukaan program studi ini memperlihatkan sinergi antara pendidikan dan diplomasi. Bahasa Indonesia menjadi media yang menghubungkan budaya, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Langkah ini menegaskan bahwa diplomasi tidak hanya dilakukan melalui politik atau ekonomi, tetapi juga melalui pendidikan dan pertukaran budaya.
Diplomasi pendidikan seperti ini membantu Indonesia membangun jaringan internasional yang lebih luas dan memperkuat posisi negara di forum akademik global. Mahasiswa yang belajar di Al-Azhar akan menjadi bagian dari generasi global yang memahami nilai-nilai budaya dan pendidikan Indonesia.
Tantangan dan Harapan
Meskipun antusiasme tinggi, tantangan tetap ada, termasuk memastikan kualitas pengajaran, adaptasi mahasiswa asing, serta kelanjutan dukungan pemerintah. Namun, dengan pengalaman dan kerja sama yang terstruktur, tantangan tersebut dapat diatasi.
Harapannya, program ini dapat menumbuhkan generasi baru yang memahami dan menghargai Bahasa Indonesia, serta mampu menyebarkan pengaruh budaya Nusantara ke seluruh dunia. Keberadaan program ini di Al-Azhar menjadi bukti nyata bahwa Indonesia serius mengembangkan pendidikan bahasa secara global.
Pembukaan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al-Azhar menandai langkah penting dalam menjadikan bahasa nasional sebagai bahasa internasional.
Dengan dukungan pemerintah, tenaga pengajar berkualitas, dan antusiasme mahasiswa serta masyarakat Mesir, program ini menjadi tonggak diplomasi budaya yang efektif.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan bagian dari upaya panjang Indonesia untuk memajukan bahasa persatuan dan menjadikannya dikenal secara mendunia.
Dengan pendidikan, budaya, dan diplomasi berjalan beriringan, Bahasa Indonesia kini memiliki peluang besar untuk semakin mendunia.