BMKG

Waspada Cuaca Ekstrem BMKG 11–17 November 2025 Indonesia

Waspada Cuaca Ekstrem BMKG 11–17 November 2025 Indonesia
Waspada Cuaca Ekstrem BMKG 11–17 November 2025 Indonesia

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di Indonesia sepanjang 11–17 November 2025. 

Hujan lebat disertai petir dan angin kencang diperkirakan akan melanda sejumlah wilayah, khususnya yang sudah masuk kategori peringatan dini siaga. Peringatan ini disampaikan sebagai upaya pencegahan terhadap risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan tanah longsor.

Sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami cuaca berawan hingga hujan ringan. Meski demikian, intensitas hujan diperkirakan meningkat di beberapa daerah tertentu, sehingga masyarakat diminta selalu memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi BMKG, termasuk website, aplikasi mobile InfoBMKG, dan akun media sosial @infoBMKG.

Prospek Cuaca 11–13 November 2025

Pada periode awal pekan ini, 11–13 November 2025, kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan berawan hingga hujan ringan. Namun, potensi hujan sedang hingga lebat tetap ada di beberapa wilayah. 

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) diperkirakan mengalami hujan sedang.

Pulau Kalimantan dan Sulawesi juga menghadapi potensi hujan sedang, termasuk Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.

BMKG menetapkan peringatan dini siaga hujan lebat hingga sangat lebat untuk beberapa wilayah. Wilayah-wilayah ini antara lain Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, dan Papua Pegunungan.

Selain hujan lebat, potensi angin kencang juga perlu diwaspadai, khususnya di Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Papua Pegunungan. Angin kencang berisiko merusak atap rumah, pohon tumbang, dan gangguan transportasi. 

BMKG menekankan masyarakat perlu melakukan antisipasi dini, seperti memastikan saluran air bersih dan memeriksa kondisi bangunan yang rawan angin kencang.

Prospek Cuaca 14–17 November 2025

Memasuki periode 14–17 November 2025, kondisi atmosfer Indonesia masih cenderung labil. Secara umum, cuaca akan berawan hingga hujan ringan, tetapi peningkatan intensitas hujan tetap mungkin terjadi di sejumlah daerah.

Wilayah dengan potensi hujan sedang antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Prediksi serupa berlaku untuk wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.

BMKG menetapkan peringatan dini siaga hujan lebat hingga sangat lebat pada periode ini untuk Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Potensi angin kencang diperkirakan terjadi di Banten dan Kalimantan Tengah.

Dampak Potensi Bencana Hidrometeorologi

BMKG menekankan bahwa hujan lebat disertai petir dan angin kencang dapat memicu bencana hidrometeorologi, terutama di wilayah berbukit dan daerah rawan luapan sungai. 

Banjir, genangan, dan tanah longsor menjadi risiko utama yang perlu diantisipasi. Kondisi ini semakin krusial mengingat sebagian wilayah Indonesia masih mengalami curah hujan tinggi akibat pola cuaca labil dan dampak La Nina.

Masyarakat diminta melakukan langkah-langkah antisipasi, antara lain memastikan saluran air tidak tersumbat, meninjau kondisi atap rumah, memindahkan barang-barang yang mudah rusak, dan menyiapkan perlengkapan darurat. 

Pemerintah daerah juga diharapkan menyiapkan posko bencana dan melakukan koordinasi dengan BPBD setempat untuk meminimalkan risiko kerugian.

Faktor yang Mempengaruhi Cuaca Ekstrem

Perubahan cuaca yang cepat dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari kondisi atmosfer, pola angin, curah hujan global, hingga fenomena La Nina. 

Cuaca ekstrem ini juga dapat diperburuk oleh kondisi geografis wilayah yang rawan banjir atau tanah longsor, terutama di daerah pegunungan dan tepian sungai. Selain itu, ketidakstabilan cuaca dapat berdampak pada transportasi, pertanian, dan kegiatan ekonomi masyarakat sehari-hari.

BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi perubahan cuaca yang tiba-tiba. Informasi cuaca harian menjadi kunci agar warga dapat menyesuaikan aktivitas dan meminimalkan risiko akibat cuaca ekstrem.

Arahan BMKG dan Imbauan Masyarakat

BMKG mengingatkan bahwa prospek cuaca yang disampaikan bersifat umum. Untuk informasi yang lebih rinci, masyarakat bisa mengakses website resmi BMKG, aplikasi mobile InfoBMKG, dan akun media sosial @infoBMKG. Dengan memanfaatkan informasi resmi, masyarakat dapat lebih siap menghadapi hujan lebat, petir, dan angin kencang.

Selain itu, masyarakat disarankan mempersiapkan perlengkapan darurat, termasuk lampu senter, obat-obatan, dan logistik penting, serta memastikan komunikasi dengan keluarga dan tetangga tetap lancar. Bagi wilayah rawan longsor dan banjir, koordinasi dengan aparat setempat menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko kerugian.

Sepekan ke depan, Indonesia masih menghadapi kondisi cuaca labil dengan potensi hujan lebat dan angin kencang. Peringatan BMKG dari 11 hingga 17 November 2025 menjadi panduan penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengambil langkah antisipasi.

Meski sebagian wilayah mengalami hujan ringan hingga berawan, risiko bencana tetap ada di beberapa wilayah dengan kontur berbukit, rawan luapan sungai, dan daerah padat penduduk. 

Dengan kesiapsiagaan yang matang dan pemantauan informasi cuaca secara rutin, masyarakat dapat menghadapi potensi cuaca ekstrem ini dengan aman dan efektif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index