JAKARTA - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, menyampaikan kenangan mendalam mengenai ajaran kakeknya, Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo.
Hal itu ia ungkapkan menyusul penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Sarwo Edhie.
Menurut AHY, pesan moral yang selalu melekat dalam keluarga mereka adalah prinsip “menegakkan kebenaran di atas jalan Tuhan.” Ia menjelaskan, ajaran ini mengajarkan keberanian untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan demi masyarakat dan negara.
"Itu kalimat yang selalu terkenal dalam hati dan pikiran kami semua. Menegakkan kebenaran di atas jalan Tuhan, artinya kita harus memiliki keberanian untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan untuk negeri ini dan untuk masyarakat," ujar AHY.
Gelar Pahlawan Nasional: Penghormatan atas Perjuangan
Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Sarwo Edhie Wibowo menjadi bentuk penghormatan atas dedikasi dan jasanya selama hidup.
Peran Sarwo Edhie sangat menonjol ketika menjabat sebagai Kepala Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang kini dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Ia terlibat langsung dalam operasi-operasi pasca-Gerakan 30 September 1965.
Mayjen (Purn) Eddie Nalapraya, Pembina Pencak Silat, pernah menyoroti kontribusi Sarwo Edhie dalam pemberantasan G30S/PKI. AHY menekankan, jasa tersebut menjadi pengingat bagi keluarga dan generasi penerus untuk melanjutkan nilai-nilai perjuangan Sarwo Edhie.
"Beliau memiliki jasa yang penting dalam pemberantasan G30S/PKI. Ini sudah tentunya menjadi pengingat kepada kami semua keluarga besar dan generasi penerus untuk bisa melanjutkan segala legacy dan sekaligus cita-cita serta nilai-nilai perjuangan beliau semasa hidupnya," kata AHY.
Ungkapan Syukur Keluarga
Sebagai cucu Sarwo Edhie, AHY menyatakan rasa bangga dan bersyukur atas gelar pahlawan nasional yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia menilai hari itu sebagai momen bersejarah bagi keluarga besar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kami tentunya bersyukur sekali dan bangga di hari yang bersejarah ini, di hari pahlawan, kakek kami tercinta Almarhum Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional," tutur AHY.
Perjalanan Hidup Sarwo Edhie
Sarwo Edhie Wibowo berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan dikenal sebagai tokoh di bidang perjuangan bersenjata. Kiprah militernya dimulai sebagai komandan kompi dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) selama masa perang kemerdekaan 1945–1949.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 116/TK/Tahun 2025, yang ditetapkan pada 6 November 2025 di Jakarta.
Sarwo Edhie termasuk salah satu dari sepuluh tokoh yang dianugerahi gelar tersebut pada upacara yang dipimpin Presiden Prabowo.
Daftar Pahlawan Nasional 2025
Selain Sarwo Edhie Wibowo, sembilan tokoh lain juga menerima gelar pahlawan nasional, yaitu:
Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid – Bidang perjuangan politik dan pendidikan Islam
Almarhum Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto – Perjuangan bersenjata dan politik
Almarhumah Marsinah – Perjuangan sosial dan kemanusiaan
Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja – Perjuangan hukum dan politik
Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah – Perjuangan pendidikan Islam
Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin – Perjuangan pendidikan dan diplomasi
Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil – Perjuangan pendidikan Islam
Almarhum Tuan Rondahaim Saragih – Perjuangan bersenjata
Almarhum Zainal Abidin Syah – Perjuangan politik dan diplomasi
Penganugerahan ini tidak hanya menjadi penghormatan terhadap jasa mereka, tetapi juga sebagai pengingat bagi masyarakat dan generasi muda mengenai nilai keberanian, dedikasi, dan patriotisme.
Pesan untuk Generasi Muda
AHY menekankan bahwa ajaran Sarwo Edhie Wibowo memiliki relevansi bagi generasi muda. Nilai menegakkan kebenaran di atas jalan Tuhan menuntut keberanian moral dan tanggung jawab sosial. Prinsip ini diyakini mampu membimbing generasi penerus dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.
Melalui penghargaan pahlawan nasional, diharapkan nilai-nilai perjuangan Sarwo Edhie, termasuk keadilan, keberanian, dan dedikasi, dapat diteruskan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Gelar tersebut juga menjadi simbol pengakuan atas kontribusi nyata bagi bangsa.
Warisan Moral dan Nasionalisme
Bagi keluarga besar dan masyarakat, penganugerahan ini sekaligus menegaskan pentingnya menanamkan prinsip moral dalam kehidupan sehari-hari. AHY menyebutkan, Sarwo Edhie mengajarkan bahwa perjuangan tidak hanya di medan tempur, tetapi juga dalam mempertahankan kebenaran dan keadilan di segala aspek kehidupan.
"Menegakkan kebenaran di atas jalan Tuhan bukan hanya tentang keberanian fisik, tetapi juga keberanian moral. Inilah warisan yang kami terus pelajari dan sampaikan kepada generasi berikutnya," ujar AHY.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Sarwo Edhie Wibowo menjadi pengakuan resmi atas jasa-jasa beliau dalam sejarah bangsa. Bagi AHY dan keluarga besar SBY, penghargaan ini merupakan momen refleksi dan syukur atas ajaran dan perjuangan yang diwariskan Sarwo Edhie.
Nilai kebenaran, keadilan, dan dedikasi yang ditanamkan oleh sang jenderal tetap relevan sebagai pedoman moral bagi masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, penganugerahan ini tidak hanya mengenang jasa pahlawan, tetapi juga menegaskan kembali pentingnya prinsip-prinsip moral, keberanian, dan patriotisme dalam membangun bangsa.