JAKARTA - Indonesia saat ini gencar mendorong transisi menuju kendaraan listrik (EV) sebagai bagian dari upaya menurunkan emisi karbon dan polusi udara.
Langkah ini sejalan dengan target pemerintah menuju Net Zero Emission 2060. Namun, peralihan dari kendaraan konvensional ke EV bukan hanya soal mengganti mesin bensin dengan baterai, melainkan menciptakan ekosistem mobilitas berkelanjutan yang meliputi produksi, infrastruktur, layanan, dan pembiayaan.
Dalam konteks ini, VinFast hadir sebagai pelaku kunci yang membangun ekosistem EV terintegrasi di Indonesia.
Strategi VinFast di Indonesia
VinFast menanamkan investasi besar melalui pembangunan pabrik mobil listrik di Subang, Jawa Barat. Lokasi ini dianggap strategis karena akses transportasi yang mudah, termasuk bandara, pelabuhan internasional, tol, dan kawasan industri.
Kehadiran pabrik diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, menyatakan, “Pada perencanaan awal, nanti di tahap pertama kita mungkin menyerap tenaga kerja antara 900 hingga 1.000 orang pada fase satu, tenaga kerja ini akan mulai beraktivitas menjelang dimulainya produksi percobaan (trial production) yang dijadwalkan pada akhir tahun ini.” Kariyanto menambahkan optimisme bahwa jumlah tenaga kerja akan terus meningkat seiring perkembangan bisnis pabrik.
Produksi VF 3: Mobil Listrik Perkotaan
VinFast VF 3 menjadi model pertama yang diproduksi di pabrik Subang. Mobil listrik ini dirancang untuk kebutuhan perkotaan dengan ukuran kompak: panjang 3.190 mm, lebar 1.679 mm, tinggi 1.652 mm, pelek alloy 16 inci, dan ground clearance 175 mm. VF 3 mampu menempuh jarak hingga 215 km dengan sekali pengisian penuh.
Fitur fast charging memungkinkan baterai terisi dari 10 hingga 70 persen hanya dalam 36 menit. Akselerasinya dari 0–50 km/jam tercatat 5,3 detik dengan kecepatan maksimal 100 km/jam, membuat VF 3 ideal untuk lalu lintas padat kota-kota Asia Tenggara.
Produksi percobaan dimulai Desember 2025, sementara produksi massal dijadwalkan Maret 2026. Setelah itu, VinFast berencana menambah model lain secara bertahap.
Membangun Ekosistem EV Terpadu
VinFast tidak hanya fokus menjual mobil listrik, tetapi juga membangun ekosistem EV dari hulu hingga hilir. Perusahaan mendirikan V-Green, afiliasi yang mengembangkan dan mengoperasikan jaringan pengisian daya (charging station) di seluruh Indonesia.
V-Green telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan empat mitra strategis nasional dan internasional. Targetnya adalah membangun lebih dari 63.000 titik pengisian daya hingga akhir 2025, dengan nilai investasi sekitar USD 300 juta.
Langkah ini menjawab salah satu tantangan terbesar adopsi EV: keterbatasan infrastruktur pengisian. Dengan jaringan pengisian yang luas, handal, dan mudah diakses, VinFast berharap mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik secara nasional.
Kariyanto menjelaskan, “VinFast tidak hanya menghadirkan kendaraan listrik canggih, tetapi juga membangun ekosistem lengkap, mulai dari kendaraan, baterai, pengisian daya, layanan purna jual, hingga pembiayaan, untuk memastikan keluarga Indonesia dapat beralih ke mobilitas listrik dengan percaya diri.”
Inovasi Skema Langganan Baterai
Selain itu, VinFast memperkenalkan battery subscription atau skema langganan baterai. Model ini memisahkan kepemilikan mobil dan baterai. Konsumen cukup membayar biaya langganan bulanan sesuai penggunaan, sehingga harga awal mobil menjadi lebih terjangkau.
Skema ini juga mengurangi kekhawatiran terkait penurunan kapasitas baterai. Konsumen selalu mendapatkan baterai dengan performa optimal dan bisa diganti sewaktu-waktu jika kualitasnya menurun. Opsi kepemilikan penuh tetap tersedia bagi konsumen yang ingin membeli mobil beserta baterainya secara permanen.
Melalui strategi ini, VinFast dapat menjangkau beragam segmen masyarakat sekaligus mempercepat adopsi EV di Indonesia. Edukasi pasar, sosialisasi manfaat ekonomi, dan layanan purna jual yang transparan menjadi bagian dari pendekatan inklusif perusahaan.
Dampak Ekonomi Lokal
Keberadaan pabrik VinFast di Subang tidak hanya menghadirkan kendaraan listrik, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Pabrik diperkirakan akan menyerap ratusan hingga ribuan tenaga kerja langsung, serta memicu efek berganda pada sektor supplier dan jasa terkait.
Kehadiran VinFast juga sejalan dengan strategi pemerintah dalam mempromosikan industri EV dan transformasi energi bersih. Selain menurunkan emisi, industri kendaraan listrik dapat menjadi sumber inovasi dan peluang ekonomi baru bagi Indonesia.
Visi Mobilitas Berkelanjutan
Transformasi menuju EV bagi VinFast bukan sekadar mengganti mesin bensin dengan baterai. Ini adalah tentang membangun ekosistem mobilitas berkelanjutan, yang mencakup manufaktur, layanan purna jual, infrastruktur pengisian, dan sistem kepemilikan fleksibel.
Dengan strategi terintegrasi ini, VinFast mendukung gaya hidup baru yang lebih bersih, efisien, dan terkoneksi. Keberhasilan inisiatif ini diharapkan menjadi contoh bagi adopsi EV di negara berkembang lainnya, sekaligus mendukung target pemerintah Indonesia mencapai transportasi rendah emisi dan ramah lingkungan.
VinFast membuktikan bahwa kendaraan listrik lebih dari sekadar mobil. Dengan pembangunan pabrik di Subang, pengembangan jaringan pengisian daya, serta model kepemilikan inovatif, perusahaan menegaskan komitmen membangun ekosistem EV lengkap dan inklusif di Indonesia.
Strategi ini tidak hanya menyiapkan konsumen untuk mobilitas hijau, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi lokal, penciptaan lapangan kerja, dan percepatan transisi energi bersih.
Dengan visi jangka panjang, VinFast menempatkan diri sebagai pionir mobilitas berkelanjutan, memastikan Indonesia tidak hanya mengikuti tren global EV, tetapi juga menjadi bagian dari revolusi transportasi yang bersih, efisien, dan praktis bagi seluruh masyarakat.