JAKARTA - Di tengah beragam isu yang beredar mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN), pemerintah menegaskan bahwa pembangunan tetap berjalan sesuai rencana.
Isu yang sempat muncul, mulai dari anggapan IKN bakal menjadi “kota hantu”, proyek mangkrak, hingga rawan banjir, tidak menggoyahkan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan ibu kota baru tepat waktu.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menegaskan bahwa pembangunan ibu kota baru tidak hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga pada pemindahan aparatur sipil negara (ASN) yang akan mulai dilaksanakan tahun ini.
“Kita sudah diperintahkan oleh Bapak Presiden melalui Perpres 79 Tahun 2025 tentang target pembangunan di IKN, di mana IKN akan menjadi ibu kota pada tahun 2028,” ujarnya.
Basuki menambahkan bahwa berbagai proyek infrastruktur telah dirancang agar IKN bisa segera difungsikan sebagai ibu kota. Dari pembangunan kantor pemerintahan hingga fasilitas publik, semua dilakukan dengan perencanaan matang untuk memastikan operasional ibu kota baru berjalan lancar.
Tahapan Pemindahan ASN ke IKN
Otorita IKN telah memberikan rekomendasi kepada Menteri PANRB agar penempatan ASN dilakukan secara bertahap. Sebanyak 16 kementerian dan lembaga diprioritaskan pada tahap awal penempatan di IKN.
Menurut Basuki, kementerian yang masuk tahap awal adalah mereka yang mendukung langsung kebutuhan dasar pembangunan IKN. “Seperti Kementerian ATR (Agraria dan Tata Ruang), Kehutanan, PU (Pekerjaan Umum), Perumahan, Perhubungan, dan Kesehatan. Karena sudah ada rumah sakit, ada bandara, jadi sudah bisa mulai penempatan ASN-nya,” tuturnya.
Langkah bertahap ini diambil agar pemindahan ASN tidak tergesa-gesa, sehingga mereka bisa bekerja efektif didukung fasilitas yang memadai. Strategi ini juga memastikan setiap ASN dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baru tanpa mengganggu aktivitas pemerintahan.
Infrastruktur Dasar Siap Mendukung ASN
Selain perencanaan ASN, pembangunan infrastruktur di IKN terus dikebut. Proyek-proyek vital, seperti jalan, fasilitas publik, bandara, rumah sakit, dan perkantoran pemerintahan, sudah berada pada tahap penyelesaian yang memungkinkan ASN mulai ditempatkan.
Basuki menekankan bahwa pembangunan dilakukan dengan standar tinggi, mengutamakan kualitas, keberlanjutan lingkungan, dan estetika. Hal ini dimaksudkan agar IKN tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga kota modern yang nyaman dihuni oleh ASN dan masyarakat.
Menjawab Kekhawatiran Publik
Isu “kota hantu” sempat mencuat karena belum banyak aktivitas di kawasan IKN. Namun, Basuki menegaskan bahwa kekhawatiran tersebut tidak berdasar. Pembangunan berjalan sesuai jadwal dengan pengawasan ketat untuk memastikan kualitas dan keamanan.
“Kalau melihat progres pembangunan saat ini, saya yakin IKN akan menjadi ibu kota yang representatif dan fungsional. Semua fasilitas dasar sudah mulai siap, jadi tidak ada alasan untuk menunda pemindahan ASN,” ujarnya.
Strategi Pembangunan Bertahap
Pembangunan IKN dilakukan secara bertahap untuk menjaga kualitas sekaligus memastikan proyek selesai sesuai target tahun 2028. Penempatan ASN dan penyelesaian fasilitas publik dilakukan secara berurutan, dengan prioritas instansi yang berperan langsung pada operasional ibu kota.
Dengan strategi bertahap, pemerintah ingin memastikan bahwa setiap ASN dapat bekerja optimal dan infrastrukturnya mendukung aktivitas pemerintahan tanpa hambatan. Pendekatan ini juga mengurangi risiko terjadinya kesalahan desain akibat terburu-buru dalam pembangunan.
Peran Kementerian Strategis
Kementerian yang ditempatkan di tahap awal memiliki peran strategis dalam mendukung ibu kota baru. Kementerian ATR dan Kehutanan bertugas mengelola tata ruang dan lahan, Kementerian PU dan Perumahan memastikan infrastruktur dan hunian ASN siap, sementara Kementerian Perhubungan dan Kesehatan menyiapkan transportasi dan layanan kesehatan.
Basuki menekankan bahwa pendekatan ini memastikan IKN bukan hanya simbol administratif, tetapi juga kota yang siap beroperasi sebagai ibu kota negara secara penuh sejak awal.
Monitoring dan Pengawasan
Seluruh tahapan pembangunan IKN diawasi secara ketat. Standar kualitas, keberlanjutan lingkungan, dan estetika menjadi tolok ukur dalam setiap proyek. Basuki memastikan bahwa pembangunan tidak hanya cepat, tetapi juga memiliki nilai jangka panjang bagi pemerintah maupun masyarakat.
“Setiap pekerjaan harus memenuhi tiga standar: kualitas, estetika, dan keberlanjutan lingkungan. Ini menjadi pedoman kami agar IKN menjadi ibu kota yang modern dan nyaman,” ujar Basuki.
IKN sebagai Ibu Kota Masa Depan
Target IKN menjadi ibu kota pada 2028 bukan sekadar angka, melainkan hasil dari perencanaan matang, strategi bertahap, dan pengawasan intensif. Dengan pemindahan ASN yang dimulai tahun ini, operasional ibu kota baru dipastikan dapat berjalan lancar dan efisien sejak awal.
Selain menjadi pusat administrasi negara, IKN juga diproyeksikan menjadi kota modern yang ramah lingkungan, efisien, dan estetis. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mempermudah koordinasi antarinstansi pemerintahan.
Pernyataan Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa pembangunan IKN tetap menjadi prioritas utama pemerintah. Dengan penempatan ASN yang dimulai tahun ini, dukungan kementerian strategis, serta pengawasan ketat terhadap infrastruktur, IKN dipastikan berjalan sesuai rencana.
Meski muncul berbagai isu dan kekhawatiran, progres pembangunan menunjukkan bahwa ibu kota baru ini akan siap menampung aktivitas pemerintahan secara penuh, sekaligus menjadi simbol kemajuan Indonesia di masa depan.
Dengan strategi bertahap, pengawasan intensif, dan prioritas penempatan ASN pada instansi strategis, IKN diproyeksikan menjadi ibu kota yang modern, fungsional, dan berkelanjutan, siap menampung semua aktivitas pemerintahan pada tahun 2028.