BNI

Strategi Digital dan Sustainable Finance Dorong Laba Bersih BNI

Strategi Digital dan Sustainable Finance Dorong Laba Bersih BNI
Strategi Digital dan Sustainable Finance Dorong Laba Bersih BNI

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat kinerja keuangan yang kuat hingga kuartal III 2025. 

Di tengah dinamika ekonomi global, bank pelat merah ini mampu mempertahankan fundamental yang solid, efisiensi pendanaan, serta transformasi digital sebagai pilar pertumbuhan berkelanjutan.

Emiten berkode BBNI ini membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 15,12 triliun hingga akhir September 2025. Strategi penguatan kualitas portofolio dan pengelolaan biaya yang disiplin membuat BNI tetap tangguh menghadapi fluktuasi pasar.

Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan, menyampaikan, “Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan BNI untuk tetap adaptif dalam menghadapi tantangan, sambil terus mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,”.

Rasio Keuangan Tetap Sehat

BNI mencatat rasio permodalan (CAR) 21,1 persen dengan Tier-1 Capital yang kuat. Likuiditas berada di level aman dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 86,9 persen, Liquidity Coverage Ratio (LCR) 167,4 persen, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 142,1 persen.

Kualitas aset juga tetap terjaga, dengan rasio kredit bermasalah (NPL gross) di level 2,0 persen dan Loan at Risk (LAR) menurun menjadi 10,4 persen. Kondisi ini mencerminkan efektivitas manajemen risiko sekaligus ekspansi bisnis yang sehat.

Pertumbuhan Kredit Merata di Seluruh Segmen

Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, menjelaskan bahwa total penyaluran kredit tumbuh 10,5 persen (yoy) menjadi Rp 812,2 triliun hingga September 2025. Pertumbuhan ini merata di seluruh segmen bisnis, mencerminkan portofolio kredit yang sehat dan seimbang.

“Kredit BNI kini lebih seimbang di seluruh segmen korporasi, menengah, maupun UMKM. Ini menunjukkan efektivitas strategi pembiayaan kami dalam menjaga kualitas aset sekaligus mendorong sektor produktif,” jelas Paolo.

Detail pertumbuhan kredit:

Kredit korporasi naik 12,4 persen yoy menjadi Rp 450,7 triliun

Kredit menengah tumbuh 14,3 persen yoy

Kredit UMKM non-KUR meningkat 13,9 persen yoy menjadi Rp 46,3 triliun

Kredit konsumer naik 9,6 persen yoy menjadi Rp 150,2 triliun

Bisnis anak usaha tumbuh 15,3 persen yoy menjadi Rp 17,4 triliun

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) tercatat Rp 34,7 triliun, dengan NPL coverage ratio 222,7 persen, menunjukkan ketahanan portofolio jangka panjang.

 Digitalisasi Dorong CASA dan Fee Income

Transformasi digital menjadi motor utama kinerja BNI. Direktur Treasury & International Banking, Abu Santosa Sudradjat, menyebut strategi digital transaction banking meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 21,4 persen yoy menjadi Rp 934,3 triliun, dengan CASA tumbuh 13,3 persen yoy menjadi Rp 613,4 triliun.

“Porsi dana murah ini memperkuat struktur pendanaan dan menekan biaya dana, sehingga profitabilitas tetap sehat,” jelas Abu. 

Fee-based income juga naik 11 persen yoy, menyumbang 30 persen dari total pendapatan non-bunga. Lonjakan ini didukung kanal digital, termasuk aplikasi wondr by BNI, yang penggunaannya meningkat dari 2,8 juta menjadi 10,5 juta per September 2025. Nilai transaksi mencapai Rp 783 triliun dengan 866 juta transaksi.

Kanal BNIdirect untuk korporasi juga mencatat transaksi senilai Rp 8.080 triliun, naik 26,7 persen yoy. Strategi ini memperkuat pertumbuhan CASA dan fee income secara berkelanjutan.

 Komitmen pada Keuangan Berkelanjutan

BNI memperkuat perannya sebagai pelopor keuangan berkelanjutan (sustainable finance) di Indonesia. Melalui penerbitan Sustainability Bond, BNI menyalurkan pembiayaan untuk proyek ramah lingkungan, energi terbarukan, dan pemberdayaan UMKM.

Direktur Risk Management, David Pirzada, menegaskan, “Seluruh dana hasil penerbitan Sustainability Bond dialokasikan untuk proyek hijau yang memenuhi kriteria lingkungan. Kami ingin memastikan pembiayaan memberikan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan.”

Hingga akhir September 2025, portofolio berkelanjutan BNI mencapai Rp 192,4 triliun atau 24 persen dari total kredit, mencakup pembiayaan sosial-ekonomi dan pembiayaan hijau.

 Laba Bersih Konsolidasi Menjadi Bukti Strategi Efektif

Dengan berbagai inisiatif tersebut, BNI membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 15,12 triliun hingga kuartal III 2025. Angka ini mencerminkan efektivitas strategi transformasi digital, penguatan fundamental, dan tata kelola yang prudent.

“BNI akan terus memperkuat fundamental bisnis, memperluas ekosistem digital, dan menjadi motor penggerak keuangan berkelanjutan di Indonesia,” tutup David.

Kinerja ini menegaskan bahwa bank pelat merah ini mampu mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan di tengah tantangan global sekaligus mendukung sektor produktif melalui kredit yang sehat dan inovasi digital.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index