Menaker Tegaskan Produktivitas Penting Untuk Industri Nasional Tangguh

Senin, 10 November 2025 | 14:29:30 WIB
Menaker Tegaskan Produktivitas Penting Untuk Industri Nasional Tangguh

JAKARTA - Peningkatan produktivitas tenaga kerja menjadi fokus utama pemerintah Indonesia untuk memperkuat daya saing industri nasional. 

Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menegaskan bahwa produktivitas bukan hanya soal jumlah output, tetapi strategi fundamental untuk meningkatkan kualitas produk, efisiensi proses, serta daya saing perusahaan di tingkat global. Pernyataan ini disampaikannya saat membuka Kickoff Pekan Peningkatan Produktivitas di Jakarta, Senin.

“Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan intervensi 4P yakni people, product, process, dan policy, dan inilah yang kemudian dibutuhkan oleh industri kita saat ini untuk meningkatkan daya saingnya,” ujar Yassierli. 

Pernyataan ini menegaskan bahwa penguatan sumber daya manusia, kualitas produk, efisiensi proses, dan kebijakan pendukung merupakan pilar utama strategi produktivitas nasional.

Profil Angkatan Kerja Indonesia

Indonesia memiliki 153,05 juta angkatan kerja, namun sebagian besar masih memiliki pendidikan pada tingkat dasar dan menengah. Dari jumlah tersebut, 39 persen bekerja di sektor formal, sementara 56 persen berada di sektor informal. 

Komposisi ini menjadi tantangan besar untuk meningkatkan produktivitas secara menyeluruh, terutama di sektor informal yang memiliki akses lebih terbatas terhadap pelatihan, teknologi, dan fasilitas kerja modern.

Yassierli menekankan pentingnya strategi skilling, upskilling, dan reskilling agar tenaga kerja tetap relevan menghadapi perubahan cepat, termasuk disrupsi teknologi, kecerdasan buatan, dan kebutuhan green jobs atau pekerjaan berbasis keberlanjutan. 

Strategi ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas pekerja, tetapi juga membantu mereka beradaptasi dan bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.

Kinerja Produktivitas Indonesia di Kawasan

Menurut Menaker, produktivitas tenaga kerja Indonesia masih berada di bawah rata-rata negara-negara ASEAN. Dalam enam hingga tujuh tahun terakhir, produktivitas pekerja Indonesia sekitar 10 persen lebih rendah dibandingkan negara tetangga. 

Secara angka, produktivitas tenaga kerja ASEAN mencapai 30,2 ribu dolar AS per pekerja, sedangkan produktivitas Indonesia hanya 28,6 ribu dolar AS per pekerja.

Perbedaan ini menunjukkan perlunya terobosan untuk meningkatkan efisiensi, kualitas kerja, dan inovasi di sektor industri. Yassierli menekankan bahwa peningkatan produktivitas bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan kolaborasi erat antara industri, akademisi, dan pemerintah.

Program Strategis Pemerintah

Pemerintah telah melaksanakan sejumlah program strategis untuk mendorong produktivitas nasional. Salah satunya adalah kerja sama internasional melalui Asian Productivity Organization (APO), yang memungkinkan Indonesia mengakses praktik terbaik produktivitas di tingkat global. 

Selain itu, pemerintah rutin menyelenggarakan Indonesian Productivity Summit tahunan untuk mendorong dialog, pertukaran pengalaman, dan penerapan praktik produktivitas terbaik.

Untuk memperkuat kapasitas SDM, dibangun Productivity Center dan Productivity Clinics di perguruan tinggi serta balai vokasi. Langkah ini memungkinkan mahasiswa, tenaga kerja, dan pelaku industri mendapatkan pelatihan praktis serta bimbingan untuk menerapkan prinsip produktivitas secara efektif.

Pemerintah juga menyiapkan 200 Productivity Specialist bersertifikasi APO dan 500 ahli produktivitas yang akan mendukung perusahaan dalam menerapkan praktik produktivitas yang efisien dan terukur. 

Hal ini sekaligus memastikan transfer pengetahuan dari level internasional ke lokal, sehingga tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di skala global.

Pengembangan Kompetensi dan Inovasi

Selain pelatihan langsung, pemerintah memperkuat pengembangan kompetensi melalui pembaruan kurikulum pendidikan vokasi. 

Dengan membangun Talent and Innovation Hub, pemerintah menciptakan ruang bagi tenaga kerja untuk mengembangkan keterampilan baru, bereksperimen dengan teknologi, dan menciptakan inovasi yang relevan dengan kebutuhan industri modern.

Pemerintah juga menyediakan berbagai enabler, seperti podcast pembelajaran massal, buku saku, dan kalkulator produktivitas, sehingga masyarakat dan pelaku industri dapat mengakses informasi dan alat praktis untuk mengukur serta meningkatkan produktivitas secara mandiri. 

Pendekatan ini memastikan setiap individu maupun perusahaan memiliki panduan praktis untuk mengidentifikasi kelemahan, meningkatkan efisiensi, dan mencapai hasil optimal.

Kolaborasi sebagai Strategi Utama

Yassierli menekankan bahwa produktivitas bukan hanya tanggung jawab pekerja atau perusahaan, tetapi memerlukan kolaborasi erat antara pemerintah, industri, dan akademisi. 

Dengan strategi bersama, intervensi 4P people, product, process, policy dapat diterapkan secara optimal, sehingga produktivitas tidak hanya meningkat di angka, tetapi juga berdampak nyata pada kualitas produk, efisiensi operasional, dan daya saing nasional.

“Produktivitas adalah strategi fundamental. Tanpa kolaborasi, sulit bagi industri kita untuk bersaing di tingkat global,” ujarnya. 

Kolaborasi ini diharapkan mendorong tenaga kerja Indonesia untuk lebih adaptif, kreatif, dan siap menghadapi tantangan industri masa depan, termasuk otomatisasi, digitalisasi, dan permintaan pasar internasional yang semakin tinggi.

Dampak terhadap Industri dan Perekonomian

Peningkatan produktivitas tenaga kerja tidak hanya berdampak pada sektor industri, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi nasional. Efisiensi kerja, kualitas produk, dan inovasi yang meningkat akan meningkatkan daya saing perusahaan, menarik investasi, dan membuka lapangan kerja baru. 

Hal ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi pekerja sektor formal maupun informal.

Selain itu, produktivitas yang lebih tinggi memungkinkan Indonesia mengurangi ketergantungan pada impor, meningkatkan nilai tambah produk domestik, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global.

Produktivitas tenaga kerja menjadi faktor penentu daya saing industri nasional. Intervensi 4P people, product, process, policy merupakan strategi yang dibutuhkan untuk menghadapi persaingan global. 

Pemerintah, melalui program kolaboratif dengan APO, pembaruan kurikulum vokasi, pusat inovasi, serta penyediaan enabler praktis, menunjukkan komitmen untuk memperkuat sumber daya manusia Indonesia.

Dengan ekosistem produktivitas yang sehat, tenaga kerja Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga naik kelas, mendukung industri nasional agar lebih kompetitif, efisien, dan inovatif. 

Strategi ini memastikan bahwa peningkatan produktivitas bukan sekadar target jangka pendek, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan industri, perekonomian, dan kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia.

Terkini