JAKARTA - Pertamina menegaskan komitmennya dalam membangun kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai fondasi strategis untuk menghadapi era Human Capital 5.0.
Era ini menekankan integrasi kecerdasan manusia dengan teknologi digital secara harmonis, di mana talenta yang unggul bukan hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki kemampuan kepemimpinan ambidextrous.
Konsep ambidextrous leadership memungkinkan talenta menyeimbangkan kemampuan eksplorasi inovasi baru dengan optimalisasi operasional yang sudah ada, sehingga menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi perusahaan.
Melalui inovasi ekosistem pembelajaran berbasis teknologi dan budaya life-long learning, Pertamina mendorong seluruh karyawannya agar terus meningkatkan kapasitas diri.
Upaya ini sejalan dengan strategi perusahaan dalam menyiapkan SDM yang adaptif terhadap perubahan global dan megatren industri energi. Transformasi SDM menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan Pertamina sebagai perusahaan energi nasional yang inovatif dan kompetitif.
Pertamina Learning Festival 2025: Implementasi Nyata Transformasi SDM
Salah satu wujud konkret penguatan SDM adalah Pertamina Learning Festival (PLF) 2025, yang berlangsung selama empat minggu di Jakarta. PLF 2025 bertujuan menyiapkan talenta unggul yang adaptif dalam menghadapi perubahan global, sekaligus mendukung agenda shareholder dan keberlanjutan perusahaan.
Kegiatan ini juga selaras dengan Asta Cita Pemerintah, khususnya poin ke-4 mengenai penguatan SDM melalui sains, teknologi, pendidikan, dan kesehatan, yang mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Direktur SDM Pertamina, Andy Arvianto, menegaskan pentingnya PLF 2025 sebagai bagian dari pilar talent management perusahaan.
“PLF adalah wujud nyata komitmen kami dalam membangun budaya life-long learning dan transformasi menuju learning organization,” ujarnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Pertamina menempatkan pengembangan SDM sebagai strategi utama untuk menjawab tantangan bisnis sekaligus memperkuat keberlanjutan perusahaan.
Ragam Program Pengembangan Kompetensi Talenta
PLF 2025 menawarkan berbagai program, mulai dari technical training, academy & school program, leadership program, sertifikasi, hingga knowledge sharing.
Program-program ini melibatkan Subject Matter Expert dari internal maupun eksternal Pertamina, sehingga peserta mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan industri energi modern.
Selama sebulan, PLF 2025 mencatat penyelenggaraan 63 technical training dan sertifikasi, 10 academy & school program, serta leadership program yang mencakup semua jenjang, mulai dari junior staff melalui Early Leader Development Program hingga level VP-SVP melalui Catalyser Program. Selain itu, 20 sesi knowledge sharing diselenggarakan melalui format webinar.
Dengan cakupan ini, seluruh peserta memperoleh pemahaman mendalam mengenai pengembangan kompetensi, manajemen pengetahuan, dan kepemimpinan yang adaptif.
Dukungan Badan Pengatur dan Stakeholder
PLF 2025 mendapat apresiasi dari pemangku kepentingan di sektor BUMN. Dony Oskaria, Chief Operating Officer BPI Danantara sekaligus Kepala Badan Pengaturan BUMN, menyampaikan bahwa kegiatan ini menunjukkan komitmen pimpinan Pertamina dalam menempatkan SDM sebagai prioritas utama.
“Kegiatan ini menunjukkan komitmen dan visi yang jelas dari pimpinan Pertamina bahwa keberlanjutan perusahaan sangat bergantung pada pengembangan people and organization,” ujarnya.
Dony menekankan bahwa perusahaan yang mampu bertahan lebih dari satu abad adalah perusahaan yang menempatkan pengembangan SDM sebagai fondasi utama.
“Transformasi harus dimulai dari human capital. Budaya pembelajaran tidak boleh berhenti, karena itulah kunci lahirnya pemimpin hebat di masa depan,” tegasnya.
Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya ditentukan oleh aset energi dan teknologi, tetapi juga oleh kualitas dan kapasitas manusia di dalamnya.
SDM Sebagai Pilar Transisi Energi dan Pencapaian SDGs
Sebagai perusahaan pemimpin di sektor energi, Pertamina menempatkan pengembangan SDM sebagai pilar untuk mendukung target Net Zero Emission 2060. Pengembangan talenta tidak hanya berfokus pada kemampuan teknis, tetapi juga pada kesadaran Environmental, Social & Governance (ESG).
Upaya ini sejalan dengan penerapan Sustainable Development Goals (SDGs), di mana Pertamina menargetkan dampak positif pada lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
Inovasi ekosistem pembelajaran yang diterapkan perusahaan juga mendukung transformasi digital, kesiapan menghadapi megatren global, serta penguatan budaya kerja adaptif.
Dengan demikian, setiap talenta yang dibangun tidak hanya mampu menjalankan tugas dengan baik, tetapi juga berkontribusi pada inovasi, efisiensi operasional, dan keberlanjutan perusahaan secara keseluruhan.
Membangun Talenta Adaptif di Era Human Capital 5.0
Human Capital 5.0 menuntut talenta yang mampu menyeimbangkan keterampilan teknis dan kepemimpinan strategis. Pertamina menekankan pengembangan kompetensi ini melalui program-program yang relevan dan berkelanjutan.
PLF 2025 menjadi media utama untuk membentuk talenta yang adaptif, kreatif, dan mampu mengelola teknologi modern dalam konteks bisnis energi yang kompleks.
Andy Arvianto menegaskan, “PLF 2025 adalah bagian dari upaya kami memperkuat kapabilitas talenta sesuai kebutuhan bisnis dan mendukung keberlanjutan perusahaan.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa setiap program pengembangan SDM dirancang dengan tujuan strategis yang jelas, menghubungkan kebutuhan bisnis, inovasi teknologi, dan kepentingan SDM secara harmonis.
Menciptakan Pemimpin Masa Depan dan Budaya Belajar Berkelanjutan
PLF 2025 bukan sekadar ajang pelatihan, tetapi juga sarana membentuk budaya belajar berkelanjutan dalam organisasi. Pertamina menekankan pentingnya membangun learning organization, di mana setiap individu terdorong untuk terus mengembangkan kapasitas diri, berinovasi, dan beradaptasi dengan perubahan industri energi.
Dengan fokus pada human capital, Pertamina menyiapkan pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan global sekaligus mendorong pencapaian target strategis perusahaan.
Talenta yang adaptif dan kompeten menjadi kunci bagi Pertamina untuk menjaga keberlanjutan operasional, meningkatkan daya saing, dan mendukung transisi energi di Indonesia.
SDM sebagai Kunci Keberlanjutan Pertamina
Pertamina membuktikan bahwa pengembangan SDM adalah strategi jangka panjang yang tak terpisahkan dari keberlanjutan perusahaan. Melalui PLF 2025, perusahaan menyiapkan talenta unggul yang adaptif, inovatif, dan mampu memanfaatkan teknologi digital, sejalan dengan era Human Capital 5.0.
Dengan fokus pada pembentukan budaya belajar, pengembangan kompetensi, dan kepemimpinan strategis, Pertamina memperkuat posisi sebagai perusahaan energi nasional yang visioner, adaptif, dan berkelanjutan.