JAKARTA — Wakil Ketua MPR RI, M. Hidayat Nur Wahid (HNW), menegaskan pentingnya memahami dan mengamalkan Empat Pilar MPR sebagai dasar membangun bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Menurutnya, nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar menjadi modal penting untuk menjaga persatuan, memperkuat moral kebangsaan, dan menuntun arah kemajuan nasional di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Dalam keterangan tertulisnya pada Senin, 3 November 2025, HNW menjelaskan bahwa semangat kejuangan dan kebhinekaan yang diwariskan para pendiri bangsa telah menjadi fondasi terbentuknya Indonesia Merdeka. Nilai-nilai itulah yang kemudian dirangkum dalam Empat Pilar MPR, yaitu Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi, NKRI sebagai bentuk negara, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan persatuan.
“Kita diwarisi spirit kejuangan dari kebhinekaan menghadirkan tunggal ika, dengan ideologi Pancasila yang hadir melalui dialog dan kesepakatan bersama. Para pendiri bangsa yang beragam itu tidak memaksakan kehendak, tetapi saling mendekat hingga menyepakati Pancasila sebagai dasar negara,” ungkap HNW.
Warisan Persatuan dari Para Pendiri Bangsa
Dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR kepada pengurus dan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Nusa Tenggara Timur, HNW menekankan bahwa semangat kebersamaan dan toleransi yang diwariskan para pendiri bangsa harus terus dijaga. Para pahlawan kemerdekaan berhasil menegakkan ideologi Pancasila dan mengembalikan Indonesia pada bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah sebelumnya sempat berubah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS).
“Spirit kenegarawanan itu terulang kembali ketika Indonesia dipecah menjadi RIS. Melalui Mosi Integral yang disampaikan Moh. Natsir dari Partai Masyumi, Indonesia kembali menjadi NKRI. Semua partai politik, bahkan Bung Karno dan Bung Hatta, menyetujuinya,” jelasnya.
HNW menilai, peristiwa sejarah tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mampu menjaga persatuan karena didasari semangat saling mendukung dan menghargai perbedaan. Toleransi, kolaborasi, dan komitmen terhadap cita-cita kemerdekaan menjadi kekuatan moral bangsa yang perlu diwariskan kepada generasi muda.
Empat Pilar Sebagai Panduan Menuju Indonesia Emas
Lebih lanjut, HNW mengingatkan pentingnya mempersiapkan generasi penerus, khususnya Gen Z, agar memahami nilai-nilai Empat Pilar. Ia menilai, sebagaimana para pendiri bangsa mempersiapkan kemerdekaan selama dua dekade sebelum 1945, maka persiapan menuju Indonesia Emas 2045 juga harus dimulai sejak sekarang.
“Untuk melihat apa yang akan terjadi pada 2045, lihatlah apa yang kita persiapkan hari ini. Generasi muda harus mencintai Indonesia dengan memahami Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan begitu, mereka bisa memanen bonus demografi yang positif,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya menjauhkan generasi muda dari rasa pesimis dan apatis terhadap bangsa. Melalui pemahaman Empat Pilar, mereka diharapkan memiliki semangat optimisme untuk berkontribusi dalam membangun bangsa menuju visi Indonesia Emas.
Peran Strategis Partai Politik dalam Sosialisasi Nilai Kebangsaan
Dalam kesempatan tersebut, HNW juga menyoroti peran penting partai politik sebagai mitra strategis dalam mensosialisasikan Empat Pilar MPR. Menurutnya, kerja sama antara MPR dan partai politik menjadi penting karena partai merupakan institusi yang memiliki hak konstitusional dalam menentukan arah kepemimpinan bangsa.
“Sosialisasi Empat Pilar MPR adalah kegiatan resmi MPR yang dilakukan bersama partai politik, ormas, kampus, dan komunitas masyarakat. Mengapa dengan partai? Karena partai politik adalah pihak yang memiliki tanggung jawab konstitusional untuk mengajukan calon pemimpin bangsa,” jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa partai politik lahir dari proses reformasi yang menuntut perubahan fundamental dalam sistem ketatanegaraan. Salah satu hasil reformasi adalah amandemen UUD 1945 yang memperluas ruang demokrasi dan memperkuat peran partai politik dalam sistem pemerintahan.
“Amandemen membawa perubahan besar, dari 16 bab menjadi 21 bab, dan dari 37 pasal menjadi 73 pasal. Oleh karena itu, partai politik harus memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip dalam Empat Pilar agar dapat melahirkan calon pemimpin bangsa yang berintegritas,” tambah HNW.
Meneguhkan Komitmen Kebangsaan Bersama Masyarakat dan Generasi Muda
HNW menutup pemaparannya dengan menegaskan pentingnya seluruh elemen bangsa mengenali dan mengamalkan nilai-nilai dasar negara. Ia menyambut baik kegiatan sosialisasi yang melibatkan partai politik, organisasi masyarakat, dan kampus di berbagai daerah, termasuk di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Karena itu, MPR menyambut sangat baik kegiatan sosialisasi Empat Pilar bersama partai politik manapun, termasuk bersama PKS di Kupang ini,” tuturnya.
Kegiatan sosialisasi tersebut turut menghadirkan sejumlah tokoh, antara lain Presiden PKS yang juga anggota MPR Fraksi PKS Almuzammil Yusuf, Ketua DPW PKS NTT Rusding, Ketua MPW PKS NTT Anwar Hajral, para ketua DPD PKS di NTT, Ketua MUI Kupang, pimpinan ormas, serta mahasiswa dari berbagai kampus di NTT.
Melalui sosialisasi ini, HNW berharap nilai-nilai Empat Pilar dapat terus hidup di tengah masyarakat dan menjadi panduan dalam menjaga keutuhan bangsa. Ia menekankan bahwa keutuhan bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh warga negara yang mencintai Indonesia.
“Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar simbol, tapi pedoman moral untuk membangun Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.